SUARAJATIM (26/6) – Semangat persatuan mengisi Kantor Pusat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN di Jakarta. Ratusan peserta Kirab Bangga Kencana tiba setelah melakukan konvoi panjang. Kegiatan ini menjadi puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-32 tahun 2025. Mereka berasal dari Petugas Penyuluh KB, PIK Remaja, Saka Kencana, dan berbagai mitra kerja BKKBN di seluruh Indonesia. Konvoi menggunakan sepeda motor operasional penyuluh, Mobil Unit Penerangan, dan kendaraan dinas lainnya.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd beserta jajaran pimpinan menyambut langsung kedatangan peserta. Kirab ini berlangsung sejak 23 Juni di seluruh provinsi. Tujuannya menyosialisasikan program Bangga Kencana dan upaya pencegahan stunting. Lima program prioritas (quick wins) menjadi fokus utama.
“Kirab Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana) ini adalah rangkaian kegiatan dalam rangka Harganas untuk campaign lima quick wins seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote,” ujar Menteri Wihaji.
Lima Pataka simbolis mewakili program quick wins diarak dari lima wilayah besar Indonesia. Pataka tersebut adalah Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Sidaya (Lansia Berdaya), dan SuperApps tentang Keluarga. Pertemuan kelima Pataka di Jakarta menandakan sinergi nasional dalam pembangunan keluarga.
Stunting tetap menjadi perhatian kritis. Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8% dari sebelumnya 21,5%. Menteri Wihaji menekankan strategi kunci. “Kita perlu fokus pada 1000 hari pertama kehidupan. Itulah objek penting supaya prevalensi stunting ke depan tambah baik. Terakhir, prevalensi kita 19,8%. Angka ini sudah turun dari yang sebelumnya 21,5%,” tambahnya.
Pelaksanaan quick wins telah menunjukkan hasil nyata. Plh. Direktur Bina Peran Serta Masyarakat, Ratna Juita Razak, SE, melaporkan capaian signifikan. Terdapat 1.551 program Genting/Makan Bergizi Gratis. Selain itu, ada dua bedah rumah, 1.234 pelayanan KB, 30 program GATI, 51 program Tamasya, dan 32 program Sidaya.
Menteri Wihaji menegaskan peran sentral keluarga dalam masa depan bangsa. Ketahanan keluarga dinilai sebagai pondasi Indonesia Emas 2045. “Saya meyakini keluarga adalah kekuatan. Negara kita akan baik-baik saja kalau keluarga kita baik. Maka, keluarga menjadi kekuatan utama dalam kita bernegara,” tegasnya dalam sambutan.
Ia menyebut Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan para penyuluh sebagai pahlawan keluarga. Mereka berjuang untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Menteri juga mengapresiasi keputusan Presiden RI Prabowo Subianto mengubah nomenklatur badan menjadi kementerian. Perubahan ini menunjukkan keseriusan menangani isu keluarga secara strategis.
“Bapak Presiden sangat fokus dan concern terhadap tugas-tugas Kemendukbangga. Artinya, beliau sangat serius mewujudkan Generasi Emas 2045,” tegas Menteri Wihaji. Kirab Bangga Kencana disebut sebagai bagian kampanye transformasi tersebut.
Puncak acara diisi beragam kegiatan. Penyerahan pataka dari perwakilan regional kepada Menteri Wihaji menjadi momen khidmat. Acara dilanjutkan dengan tarian Wonderful Indonesia dan pemutaran video perjalanan kirab. Penyerahan sertifikat regional, bantuan untuk keluarga berisiko stunting, dan apresiasi lomba Harganas turut memeriahkan. Sesi doorprize dan hiburan menutup acara.
Kirab Bangga Kencana tidak sekadar seremoni. Ia menjadi ajang silaturahmi nasional bagi pelaksana program. Momentum ini diharapkan memperkuat kerja sama seluruh pihak. Tujuannya mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Menteri Wihaji menutup dengan ajakan progresif. “Mari, kita ciptakan tambang kemanusiaan dengan cara-cara yang baru, tidak lagi menggunakan cara tradisional untuk mewujudkan generasi emas ke depan.”
![]() |
Peserta Kirab Bangga Kencana tiba di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN Jakarta pada puncak peringatan Harganas ke-32, 26 Juni 2025. |
“Kirab Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana) ini adalah rangkaian kegiatan dalam rangka Harganas untuk campaign lima quick wins seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote,” ujar Menteri Wihaji.
Lima Pataka simbolis mewakili program quick wins diarak dari lima wilayah besar Indonesia. Pataka tersebut adalah Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Sidaya (Lansia Berdaya), dan SuperApps tentang Keluarga. Pertemuan kelima Pataka di Jakarta menandakan sinergi nasional dalam pembangunan keluarga.
Stunting tetap menjadi perhatian kritis. Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8% dari sebelumnya 21,5%. Menteri Wihaji menekankan strategi kunci. “Kita perlu fokus pada 1000 hari pertama kehidupan. Itulah objek penting supaya prevalensi stunting ke depan tambah baik. Terakhir, prevalensi kita 19,8%. Angka ini sudah turun dari yang sebelumnya 21,5%,” tambahnya.
Pelaksanaan quick wins telah menunjukkan hasil nyata. Plh. Direktur Bina Peran Serta Masyarakat, Ratna Juita Razak, SE, melaporkan capaian signifikan. Terdapat 1.551 program Genting/Makan Bergizi Gratis. Selain itu, ada dua bedah rumah, 1.234 pelayanan KB, 30 program GATI, 51 program Tamasya, dan 32 program Sidaya.
Menteri Wihaji menegaskan peran sentral keluarga dalam masa depan bangsa. Ketahanan keluarga dinilai sebagai pondasi Indonesia Emas 2045. “Saya meyakini keluarga adalah kekuatan. Negara kita akan baik-baik saja kalau keluarga kita baik. Maka, keluarga menjadi kekuatan utama dalam kita bernegara,” tegasnya dalam sambutan.
Ia menyebut Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan para penyuluh sebagai pahlawan keluarga. Mereka berjuang untuk mewujudkan keluarga sejahtera. Menteri juga mengapresiasi keputusan Presiden RI Prabowo Subianto mengubah nomenklatur badan menjadi kementerian. Perubahan ini menunjukkan keseriusan menangani isu keluarga secara strategis.
“Bapak Presiden sangat fokus dan concern terhadap tugas-tugas Kemendukbangga. Artinya, beliau sangat serius mewujudkan Generasi Emas 2045,” tegas Menteri Wihaji. Kirab Bangga Kencana disebut sebagai bagian kampanye transformasi tersebut.
Puncak acara diisi beragam kegiatan. Penyerahan pataka dari perwakilan regional kepada Menteri Wihaji menjadi momen khidmat. Acara dilanjutkan dengan tarian Wonderful Indonesia dan pemutaran video perjalanan kirab. Penyerahan sertifikat regional, bantuan untuk keluarga berisiko stunting, dan apresiasi lomba Harganas turut memeriahkan. Sesi doorprize dan hiburan menutup acara.
Kirab Bangga Kencana tidak sekadar seremoni. Ia menjadi ajang silaturahmi nasional bagi pelaksana program. Momentum ini diharapkan memperkuat kerja sama seluruh pihak. Tujuannya mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Menteri Wihaji menutup dengan ajakan progresif. “Mari, kita ciptakan tambang kemanusiaan dengan cara-cara yang baru, tidak lagi menggunakan cara tradisional untuk mewujudkan generasi emas ke depan.”