BKKBN Jatim Luncurkan Platform SiapBahagia.com untuk Akses Konsultasi Keluarga TerpaduSUARAJATIM - Kota Madiun menjadi lokasi pelaksanaan Program Bangga Kencana di Gedung Diklat, Sabtu (12/7/2025). Acara ini menghimpun pejabat daerah, kader BKKBN, dan perwakilan organisasi perempuan Jawa Timur.
![]() |
Dra. Maria Ernawati paparkan fitur SiapBahagia.com pada acara Bangga Kencana di Gedung Diklat Madiun |
“Indonesia sudah mencanangkan diri menjadi negara maju pada tahun 2045. Bukan hanya slogan, tapi harus menjadi kenyataan yang bisa diimplementasikan bersama. Karena itu, ibu-ibu adalah tiang negara. Harus tahu peran dan langkah konkret yang dilakukan agar mimpi Indonesia Emas bisa dicapai,” ungkap Prof. Budi.
Ia menyatakan stunting sebagai tantangan strategis. Anak dengan kondisi stunting berpotensi mengalami keterbatasan fisik, pendidikan, dan sosial. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi solusi prioritas untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
“Kalau ada ibu hamil yang belum terdata dalam program MBG, silakan lapor kepada kader atau Tim Pendamping Keluarga (TPK). Karena ini menjadi hak mereka demi masa depan anak-anak bangsa,” jelas Prof. Budi.
Transformasi Layanan Digital BKKBN
Dra. Maria Ernawati, MM, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Timur, menggebrak dengan inovasi www.siapbahagia.com. Platform digital ini menghubungkan masyarakat dengan dokter, psikolog, dan sosiolog melalui konsultasi daring.“Kami siapkan konsultasi dengan dokter, psikolog, dan sosiolog di platform siapbahagia.com. Silakan dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin tahu atau punya pertanyaan seputar kesehatan keluarga, parenting, atau pencegahan stunting,” ujar Maria Ernawati.
Ia menjelaskan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021. Tim ini bekerja dari tingkat pusat hingga desa dengan pendekatan data by name by address.
Pengalaman lapangan Ernawati di Sulawesi Tengah mengungkap paradoks unik. Daerah maritim kaya ikan justru mengalami kasus stunting tinggi akibat kesalahan persepsi gizi.
“Masyarakat menganggap mie instan sebagai makanan bergizi, lalu menambahkan ikan sebagai topping. Padahal ini keliru. Ini menjadi bukti bahwa edukasi gizi sangat penting,” ungkapnya.
Ia menekankan perlunya pemetaan penyebab stunting per klaster: kemiskinan, pola asuh, sanitasi, atau penyakit bawaan. Intervensi tepat sasaran memerlukan identifikasi akar masalah.
Antusiasme peserta terlihat dari kehadiran aktif perwakilan pemerintah daerah dan kader. Kolaborasi ini menjadi modal sosial penurunan stunting.
“Kami berharap ibu-ibu bisa memahami dan menyebarluaskan pentingnya program Bangga Kencana. Karena perempuan bangsa adalah agen perubahan,” pungkas Maria Ernawati.
Platform SiapBahagia.com menjadi terobosan dalam mendekatkan layanan konsultasi keluarga. Program Bangga Kencana menegaskan keluarga sebagai fondasi pembangunan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045.